Kamis, 02 April 2020

PENGANTAR SISTEM TERDISTRIBUSI

Perancangan Basis Data Terdistribusi E-CARGO (Studi Kasus PT. XYZ)

Dari tahun ke tahun ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cepat khususnya jaringan internet yang merupakan sarana telekomunikasi. Internet telah mengubah perkembangan dunia komputer dan telekomunikasi sebelumnya. Dengan menggunakan media internet, masyarakat dapat mencari informasi mengenai pendidikan, teknologi, ilmu pengetahuan, berita ataupun hiburan. Perkembangan internet juga telah banyak mendukung proses transaksi data antar tempat yang berbeda secara online dan mudah. PT. XYZ adalah salah satu perusahaan penyedia layanan cargo/ekspedisi yang baru berdiri. Seiring dengan perkembangan bisnis usaha dan kebutuhan masyarakat, PT XYZ selalu berupaya untukmengembangkan jaringan yang diawali dengan Palembang (Sumatera Selatan), Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar (Jawa-Bali) dan terus meluas hingga ke pelosok Indonesia. Berkat dukungan sejumlah armada, personil dan minat besar masyarakat, PT XYZ menjadi lebih kuat dan berhasil menjaga stabilitasnya.
Perusahaan ini termasuk perusahaan yang cukup maju ini terbukti dengan melihat jumlah karyawan dan alat transportasi untuk kebutuhan pengiriman barang yang dimilikinya. Perusahaan memiliki jumlah karyawan sebanyak 100 orang diantaranya pegawai gudang, sopir, kurir dan administrasi kantor. Dan memiliki alat transportasi untuk kebutuhan pengiriman barang diantaranya 60 truk , 22 colt, dan 12 motor. Kantor pusat berada di Palembang dengan cabang utama Jakarta dan beberapa agen dibeberapa kota di Indonesia
Dalam pelayanannya PT XYZ mengalami banyak kendala. Pada perusahaan ini yang menjadi masalah utama adalah administrasi yang kurang terkontrol, kadang kala tidak ada kesinkronan data yang dikirim dan yang diterima, dan cara yang berjalan selama ini adalah pencatatan secara manual sehingga data-data yang terkirim akan dicatat ulang di kantor-kantor penerima barang. Data yang dicatat ulang adalah berkas yang dibawa oleh kurir yang mengirim barang. Dengan cara manual pula yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam mengelompokan tujuan dari pengiriman barang sehingga hal ini menjadi waktu proses pengiriman barang tidak efisien. Kurir yang akan membawa barang kiriman ke kantor pusat maupun ke kantor cabang harus membawa sejumlah surat-surat yang diperlukan dalam perjalanan dan ini akan membutuhkan waktu yang lama jika dilakukan secara manual.

FRAGMENTASI DAN REPLIKASI

Dalam sebuah basis data terdistribusi, basis data disimpan pada beberapa komputer. Sebuah sistem basis data terdistribusi terdiri dari sekumpulan lokasi yang masing-masing bisa ikut serta dalam pelaksanaan transaksi yang mengakses data pada satu atau beberapa lokasi. Pendistribusian data memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Terdapatr sejumlah kelebihan dan kelemahan dalam metode replikasi, diantaranya :

a. Ketersediaan (Availability) b. Meningkatnya Pemrosesan Paralel (Increased Parallelism). c. Meningkatnya biaya tambahan dalam update data (Incereased Overhead on Update). Sistem harus menjamin bahwa semua hasil kopian dari tabel r tetap konsisten. Jika tabel r di update maka akan disebarkan di semua site yang berisi kopiannnya, tentu ini akan meningkatkan biaya tambahan. Dalam perancangan dan pembuatan basis data terdistribusi ada beberapa metode yang digunakan. Meskipun masing-masing metode memiliki proses yang berbeda, tetapi tujuannya sama yaitu mendistribusikan basis data. Terdapat tiga metode dalam menyimpan data dalam basis data terdistribusi yaitu replikasi data (Data Replication), fragmentasi (Fragmentation) dan gabungan replikasi dan fragmentasi (Korth dan Silberschatz, 2005).
1. Replikasi Data (Data Replication)
Jika tabel r direplikasi, salinan dari tabel tersebut disimpan di dalam dua atau lebih simpul. Secara umum replikasi akan memperbaiki performasi dari opererasi query (pembacaan data) dan meningkatkan ketersediaan data khususnya untuk transaksi pembacaan saja (read-only). Sebaliknya, transaksi perubahan data akan berlangsung lebih lama dan lebih sukar. Mengendalikan persaingan perubahan data oleh sejumlah transaksi ke data yang tereplikasi akan menjadi jauh lebih sukar ketimbang menggunakan pendekatan tersentralisasi. 2. Fragmentasi Data (Data Fragmentation)
Jika tabel r difragmentasi, maka r dibagi ke dalam sejumlah fragmen r1, r2, ... rn. Fragmentasi-fragmentasi ini berisi informasi yang cukup yang memungkinkan rekontruksi kembali ke tabel r yang awal. Rekontruksi ini dapat dilakukan melalui penerapan operasi Union (untuk penggabungan basis data) terhadap fragmen-fragmen tersebut. Ada dua jenis pembentukan fragmentasi yaitu fragmentasi horisontal dan fragmentasi vertikal.

KESIMPULAN
1) Data memasukkan data baru ke dalam basis data dengan menerapkan metode fragmentasi horisontal dan membentuk backup online secara live dengan menggunakan metode replikasi.
2) Metode replikasi yang diterapkan pada Sistem Informasi Cargo akan meningkatkan ketersediaan data (availability) karena penggunaan replikasi akan melakukan backup secara live sistem dengan melakukan backup dari slave, bukan dari master. 
3) Dapat menampilkan semua dokumen yang digunakan dalam proses pengiriman barang. 
4) Dapat menampilkan semua data transaksi dari semua cabang kota pengiriman barang. 
5) Harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi agar sistem dapat berjalan dengan baik. 
6) Secara umum replikasi akan memperbaiki performasi dari operasi query (pembacaan data) dan meningkatkan ketersediaan data khususnya untuk transaksi-transaksi pembacaan saja tetapi sebaliknya untuk transaksi perubahan data akan berlangsung lebih lama dan sukar.